Fatahillah313, Jakarta - Mantan Presiden Republik Indonesia sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), disebut merasa sangat terganggu dengan maraknya narasi di media sosial yang mengaitkan dirinya dengan polemik dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.
Isu tersebut dinilai sebagai fitnah yang masif, tidak berdasar, dan berpotensi mencederai keadilan serta etika politik.Pernyataan ini disampaikan oleh Andi Arief, politisi Partai Demokrat yang mengaku baru saja bertemu langsung dengan SBY beberapa hari lalu.
Dalam pertemuan tersebut, SBY menegaskan bahwa berbagai tudingan yang beredar, terutama di TikTok dan platform media sosial lain, sama sekali tidak benar.
Narasi Anonim yang Masif dan Terarah
Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial dipenuhi unggahan dari akun-akun anonim yang menyebarkan narasi seolah-olah SBY berada di Bali dan terlibat atau berkolaborasi dalam pengungkapan isu ijazah palsu Presiden Jokowi.
Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial dipenuhi unggahan dari akun-akun anonim yang menyebarkan narasi seolah-olah SBY berada di Bali dan terlibat atau berkolaborasi dalam pengungkapan isu ijazah palsu Presiden Jokowi.
Isu ijazah palsu Presiden Jokowi juga dikaitkan dengan konflik terbuka antara Presiden Jokowi dan sejumlah pihak seperti Roy Suryo dan kawan-kawan.
Andi Arief menilai pola penyebaran ini tidak wajar dan dilakukan secara masif serta terkoordinasi, dengan tujuan membangun persepsi publik yang keliru.
Ini tentu sangat mengganggu. Tidak benar bahwa Pak SBY berada di Bali, apalagi disebut berkolaborasi dengan pihak-pihak tertentu untuk mengungkap isu ijazah palsu Pak Jokowi,
tegasnya.
Ia menambahkan, hubungan antara SBY dan Presiden Jokowi selama ini berjalan dengan baik, sehingga tuduhan adanya manuver politik tersembunyi dinilai mengada-ada dan menyesatkan.
Ia menambahkan, hubungan antara SBY dan Presiden Jokowi selama ini berjalan dengan baik, sehingga tuduhan adanya manuver politik tersembunyi dinilai mengada-ada dan menyesatkan.
Aktivitas SBY Jauh dari Intrik Politik Praktis
Lebih jauh dijelaskan, keseharian SBY saat ini tidak lagi berkutat pada intrik politik praktis.
Lebih jauh dijelaskan, keseharian SBY saat ini tidak lagi berkutat pada intrik politik praktis.
Fokus aktivitas SBY justru lebih banyak diarahkan pada kegiatan non-politik, seperti melukis, berkesenian, serta melakukan kunjungan ke daerah, khususnya di Pacitan.
Sementara itu, urusan politik harian Partai Demokrat saat ini banyak dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sementara itu, urusan politik harian Partai Demokrat saat ini banyak dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Dengan kondisi tersebut, tudingan bahwa SBY masih aktif mengatur atau mengorkestrasi isu politik sensitif dinilai tidak memiliki pijakan fakta.
Day to day politik sudah banyak dipimpin oleh Mas AHY. Pak SBY lebih banyak melukis, berkesenian, dan berkunjung ke daerah,
ujarnya.
Peringatan Keras: Somasi hingga Jalur Hukum
Meski selama ini dikenal mengedepankan politik santun dan bersih, Partai Demokrat menegaskan bahwa fitnah tidak boleh dibiarkan.
Jika penyebaran isu tersebut terus berlanjut, langkah hukum menjadi opsi yang terbuka.
Tahapan awal yang disiapkan adalah somasi kepada pihak-pihak yang menyebarkan fitnah, sebelum kemungkinan menempuh jalur hukum secara terbuka.
Tahapan awal yang disiapkan adalah somasi kepada pihak-pihak yang menyebarkan fitnah, sebelum kemungkinan menempuh jalur hukum secara terbuka.
Ini masalah keadilan. Pak SBY tidak melakukan apa yang dituduhkan, tapi difitnah. Kalau tidak dihentikan, ada kemungkinan akan diambil langkah hukum,
tegas Andi Arief.
Demokrat Serukan Solidaritas dan Perlawanan terhadap Fitnah
Di akhir pernyataannya, politisi Demokrat menyerukan kepada seluruh kader Partai Demokrat untuk tetap solid membela pimpinan yang dinilai dizalimi.
Ia menekankan bahwa selama ini SBY selalu mengajarkan politik yang putih, bersih, dan tidak menyerang pribadi orang lain.
Namun, ketika fitnah dibiarkan berkembang liar, perlawanan dianggap sebagai bentuk pembelaan terhadap kebenaran dan keadilan.
Pak SBY tidak pernah mengajarkan politik fitnah. Tapi kalau kita dizalimi dan dipitna, kita harus melawan,
pungkasnya.
Polemik ini sekaligus menjadi pengingat bahwa media sosial, jika tidak dikendalikan dengan etika dan tanggung jawab, dapat menjadi ruang subur bagi disinformasi yang merusak reputasi dan meretakkan kepercayaan publik.
(as)
#SBY #PartaiDemokrat #IsuIjazahJokowi #FitnahPolitik #EtikaDemokrasi #HoaksMediaSosial #KeadilanPolitik
Polemik ini sekaligus menjadi pengingat bahwa media sosial, jika tidak dikendalikan dengan etika dan tanggung jawab, dapat menjadi ruang subur bagi disinformasi yang merusak reputasi dan meretakkan kepercayaan publik.
(as)
#SBY #PartaiDemokrat #IsuIjazahJokowi #FitnahPolitik #EtikaDemokrasi #HoaksMediaSosial #KeadilanPolitik

