Abah Guru Sekumpul, Saadah Baalawi, dalam Lautan Cinta yang Tak Pernah Surut


Fatahillah313
, Martapura - Ahad, 5 Rajab 1447 H bertepatan dengan 28 Desember 2025 M, Martapura kembali menjadi saksi sebuah peristiwa spiritual yang melampaui logika rasional. 
Jutaan manusia tumpah ruah menghadiri haul Abah Guru Sekumpul, Al-‘Arif Billah Syaikh Muhammad Zaini Abdul Ghani Rahimahullah Ta‘ala. 
Mereka datang dari berbagai penjuru Nusantara bahkan mancanegara, tanpa undangan, tanpa iming-iming, dan tanpa bayaran, kecuali satu hal: 
cinta.

Haul ini bukan sekadar agenda tahunan, bukan pula ritual formal keagamaan. 
Ia adalah perjalanan batin, ziarah ruhani, dan pernyataan cinta kolektif umat kepada seorang wali Allah yang jejak hidup dan ajarannya terus berdenyut dalam dada para pecinta.


Ritual, Ratib, dan Jejak Saadah Baalawi

Rangkaian acara haul dimulai dengan pembacaan Ratib al-Athas dan Ratib al-Haddad, dilanjutkan Sholat Maghrib berjamaah. 
Suasana semakin menggetarkan ketika lantunan Maulid al-Habsyi menggema, diselingi qasidah tawassul:
Bi Rosulillah wal Badawi wa Rijalin min Bani ‘Alawi

Hingga akhirnya, jamaah menutup malam dengan Sholat Isya berjamaah. 
Semua amalan ini bukan susunan seremonial kosong, melainkan warisan ruhani para Saadah Baalawi, para pewaris ilmu, adab, dan cinta Rasulullah ﷺ, yang diamalkan, diajarkan, dan dihidupkan oleh Abah Guru Sekumpul sepanjang hayatnya.

Ratib dan maulid bukan sekadar bacaan, tetapi pengarah rohani. 
Ia menuntun jutaan hati mengarungi lautan cinta, berlayar bersama bahtera Abah Guru Sekumpul. 
Di sanalah para pecinta larut dalam kebahagiaan ruhani, sementara mereka yang memelihara kebencian justru terbakar oleh prasangka mereka sendiri.


Cinta yang Menggerakkan Jutaan Manusia

Klik video:
Fenomena ini sulit dijelaskan dengan ukuran duniawi. 
Jutaan orang hadir dengan biaya sendiri, menempuh perjalanan ratusan hingga ribuan kilometer. 
Sepanjang puluhan kilometer jalan menuju Martapura, masyarakat dengan sukarela mendirikan dapur-dapur umum gratis. 
Makanan, minuman, dan tempat singgah disediakan tanpa pamrih.


Tidak ada panitia yang membayar. 
Tidak ada kontrak sosial. 
Yang ada hanya satu kekuatan penggerak: 
cinta yang Allah tanamkan di dalam hati.
Siapakah yang menggerakkan mereka semua?
Siapakah yang menanamkan cinta itu di dada jutaan manusia?
Allah Ta‘ala.


Tanda Cinta Allah kepada Kekasih-Nya

Apa yang terjadi pada haul Abah Guru Sekumpul bukanlah kebetulan. 
Ia adalah manifestasi dari sunnatullah: 
ketika Allah mencintai seorang hamba, maka cinta itu akan diturunkan ke bumi.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ dalam hadits sahih riwayat Imam al-Bukhari dari Sayyidina Abu Hurairah رضي الله عنه:
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ، فَقَالَ: إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ، فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ، ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ، فَيَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ
Sesungguhnya apabila Allah Ta‘ala mencintai seorang hamba, Dia memanggil Jibril dan berfirman:
Sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah dia.’ Maka Jibril pun mencintainya. 
Kemudian Jibril menyeru penduduk langit: 
Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia.’ Maka penduduk langit pun mencintainya, lalu dijadikan baginya penerimaan di bumi.

Inilah yang kita saksikan di Martapura: al-qabūl fil-ardh, penerimaan dan kecintaan di muka bumi.

Cinta Allah kepada Abah Guru Sekumpul terpancar melalui kecintaan umat kepadanya, sekaligus menjadi bukti ridha Allah atas amalan-amalan Saadah Baalawi yang beliau hidupkan dan wariskan kepada para murid serta pecintanya.


Cinta kepada Kekasih Allah, Jalan Menuju Cinta-Nya

Al-Qur’an menegaskan bahwa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya bukan sekadar klaim lisan, melainkan jalan hidup yang nyata:


قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah (wahai Muhammad), jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Ali ‘Imran: 31)


Mengikuti Rasulullah ﷺ inilah yang ditempuh oleh Abah Guru Sekumpul: melalui adab, akhlak, zikir, shalawat, dan cinta kepada para wali Allah. 
Maka tidak mengherankan jika Allah mengangkat namanya dengan kemuliaan yang terus hidup, bahkan setelah wafatnya.


Warisan yang Terus Hidup

Haul ini pada hakikatnya bukan tentang keramaian, tetapi tentang kesetiaan pada jalan ruhani. 
Ia adalah pengingat bahwa Islam bukan hanya hukum, tetapi juga cinta; bukan hanya nalar, tetapi juga rasa.

Mudah-mudahan kita semua mendapatkan keberkahan Abah Guru Sekumpul, dianugerahi cinta kepada para kekasih Allah, dan diberi kekuatan untuk istiqamah mengamalkan ajaran-ajaran yang beliau teladankan.

Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.


Sumber tulisan: Faktakini
Oleh: Dr. Muhammad Hanif bin Abdurrahman Alathas


(as)
#AbahGuruSekumpul #HaulSekumpul #SaadahBaalawi #CintaParaWali #Martapura #RatibAlAthas #MaulidAlHabsyi #IslamCinta