WARGA ACEH NGAMUK ke Bahlil soal Klaim “Listrik Menyala 100 Persen”: Beri Laporan Jujur ke Presiden Prabowo!

Fatahillah313, Aceh - Ketegangan meletus di ruang publik Aceh setelah Menteri Investasi merangkap Plt. 
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa 100 persen listrik di Aceh telah menyala per Minggu malam, 7 Desember 2025. 
Klaim itu disampaikan dalam rapat terbatas di Jakarta. Namun, pernyataan Bahlil langsung dibantah habis-habisan oleh warga Aceh yang justru masih terjebak dalam kegelapan berkepanjangan.


Warga Aceh: “Nyala di mana Pak? Di sini masih gelap!” 

Di media sosial dan berbagai kanal komunikasi, warga dari sejumlah kabupaten di Aceh meluapkan kemarahan mereka. Banyak yang menilai laporan Bahlil tidak sesuai realita lapangan bahkan dianggap menutupi kondisi sebenarnya.

Armiadi, warga Kabupaten Aceh Tamiang, menegaskan bahwa listrik di Kota Kuala Simpang hanya menyala di beberapa titik, itu pun hanya beberapa jam sebelum kembali padam.
Jangan bilang 100 persen menyala. Di Kuala Simpang saja hanya beberapa titik. Sebentar nyala, sebentar mati. Jangan bohong ke Presiden!
ujar Armiadi kesal.

Sementara itu, dari wilayah Lhokseumawe, protes serupa datang dari Khalida Bahri, warga Desa Panggau. 
Ia menyebut bahwa pernyataan Bahlil membuat masyarakat Aceh merasa dilecehkan.
Saat beliau bilang seluruh Aceh sudah terang, desa kami masih gelap gulita. Tak ada listrik sama sekali. Klaim itu tidak benar,
tegas Khalida.


Fakta Lapangan: Banyak Wilayah Masih Padam 

Di tengah amarah warga, klarifikasi datang dari Manajer PT PLN U3 Lhokseumawe, Husni, yang menyebut bahwa pasokan listrik di wilayah kerjanya baru mencapai 65 persen.

Daerah yang belum sepenuhnya pulih mencakup:

    • Aceh Tengah
    • Bener Meriah
    • Bireuen
    • Lhokseumawe
    • Aceh Utara

Menurut Husni, tim PLN terus mempercepat perbaikan dan penormalan jaringan, namun proses pemulihan masih berlangsung karena kerusakan yang kompleks.
Kami sedang kerja maksimal. Pemulihan belum 100 persen. Yang ada baru sekitar 65 persen,
jelasnya.

Pernyataan teknis dari PLN ini sekaligus menegaskan bahwa klaim “Aceh sudah terang 100 persen” memang tidak sesuai dengan kondisi faktual di banyak daerah.


Publik Mendesak Kejujuran Laporan 

Kemarahan warga Aceh berpusat pada satu hal: kejujuran laporan kepada Presiden Prabowo. 
Masyarakat menilai bahwa laporan yang tidak akurat dapat menghambat proses pemulihan dan membuat pemerintah pusat salah membaca situasi.

Beberapa aktivis lokal bahkan menyebut bahwa pernyataan Bahlil bukan sekadar kesalahan informasi, tetapi berpotensi menutupi kondisi krisis yang mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi di Aceh selama berhari-hari.
Jangan sampai Presiden Prabowo mendapat data yang tidak sesuai. Kami butuh bantuan cepat, bukan laporan manis,
ujar salah seorang pegiat masyarakat Aceh di media lokal.

Aceh Menunggu Jawaban Di tengah derasnya kritik, publik kini menunggu klarifikasi lanjutan dari Pemerintah Pusat dan Kementerian ESDM. 
Aceh berharap pemulihan bisa dilakukan secepat mungkin, tidak lagi dibalut dengan angka-angka optimistis yang tak mencerminkan realitas.

Untuk saat ini, satu suara masyarakat Aceh menggema: 
Lapor apa adanya, jangan buat Aceh seolah sudah terang benderang padahal kami masih dalam gelap.


(as)
#AcehGelap #ListrikAceh #BahlilLahadalia #Prabowo #PLN #FaktaLapangan #WargaAcehNgamuk #KrisisEnergi #AcehTerkini #BeritaAceh