UAF di Majelis Gahwa (Pecinta Kopi), dimana Letak Kepedulian Kita terhadap Sesama?

Fatahillah313, Bekasi - Di tengah aroma kopi yang menghangatkan suasana Majelis Gahwa, ruang berkumpul para pecinta kopi sekaligus ruang refleksi sosial, sebuah pesan moral yang kuat menggema. 
Bukan sekadar obrolan santai, pertemuan ini menjadi momentum muhasabah kolektif: 
sejauh mana kepedulian kita terhadap sesama, khususnya saat saudara kita tertimpa musibah?

Pada 29 Desember 2025, pesan itu disampaikan dengan rujukan yang kokoh pada nilai-nilai Islam. 
Dr. Marwan Hadidi, M.Pd.I menukil sabda Rasulullah SAW yang menegaskan hakikat persaudaraan umat Islam:
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota badan sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakitnya dengan berjaga malam dan demam.
(HR. Muslim)

Hadis ini bukan sekadar teks, melainkan cermin yang memantulkan pertanyaan besar: 
apakah kita benar-benar merasakan “sakit” ketika saudara kita dilanda bencana?
Rasulullah SAW kembali menegaskan dalam hadis lain:
Orang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan, satu bagian menguatkan bagian yang lain.
(HR. Muslim)

Dua hadis ini menegaskan bahwa solidaritas bukan pilihan, melainkan konsekuensi iman.


Tausiah UAF: Kepedulian Tidak Boleh Selektif

Dalam tausiah yang disampaikan Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al-Jawy Al-Bantani, S.Pd, M.Pd, Gr, selaku Dewan Pertimbangan JAJAKA (Jawara Jaga Kampung) DPC Bekasi Timur, kepedulian umat dikupas secara lugas dan membumi.

Menurutnya, bencana tidak mengenal wilayah, kelompok, atau identitas sempit. 
Maka kepedulian pun tidak boleh bersyarat. 
Ketika saudara sesama Muslim tertimpa musibah, di mana pun berada, sikap minimal yang wajib dilakukan adalah mengirimkan doa. 
Namun Islam tidak berhenti pada empati simbolik.
Lebih utama, kata UAF, adalah aksi nyata:

    • bantuan dana sesuai kemampuan,
    • makanan dan minuman,
    • pakaian layak,
    • serta bantuan kemanusiaan lainnya.

Bantuan tersebut dianjurkan disalurkan melalui NGO atau lembaga yang kredibel dan amanah, baik melalui pilar-pilar gerakan umat seperti PERSADA 212, GNPF-U, maupun organisasi Islam besar dan berpengalaman seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), serta ormas-ormas Islam lain yang telah terbukti konsisten dalam kerja kemanusiaan.

Pesannya jelas: 
jangan biarkan empati hanya di linimasa media sosial.


Seruan Moral kepada Negara: Mengganti Euforia dengan Muhasabah

Menariknya, tausiah ini tidak hanya berhenti pada ranah personal dan komunitas. 

UAF juga menyampaikan seruan moral kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto.

Ia mengusulkan agar negara mempertimbangkan penerbitan Keputusan Presiden (Keppres) terkait pelarangan atau pembatasan perayaan Tahun Baru yang sarat hura-hura namun minim manfaat, seperti pesta kembang api, petasan, dan aktivitas seremonial yang menghamburkan dana.

Sebagai gantinya, UAF mengajak agar akhir dan awal tahun diisi dengan muhasabah nasional, doa bersama, serta renungan kolektif untuk para korban bencana di berbagai daerah, terutama Aceh dan Sumatra yang tengah diuji.

Gagasan ini bukan upaya menghilangkan kegembiraan, melainkan mengembalikan orientasi bangsa pada empati, kesadaran sosial, dan keberpihakan pada penderitaan rakyat.


Menjadi Manusia yang Bermanfaat

Sebagai penutup, UAF kembali mengingatkan sabda Rasulullah SAW yang menjadi fondasi etika sosial Islam:
Khoirunnas anfa’uhum linnas
(Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya).

Majelis Gahwa hari itu membuktikan bahwa kepedulian tidak lahir dari kemewahan panggung, tetapi dari kejujuran hati dan kesediaan untuk berbagi. 
Dari secangkir kopi, lahir ajakan besar untuk menjadi manusia yang lebih peduli, lebih peka, dan lebih bertanggung jawab terhadap penderitaan sesama.

Hasbunallahu wa ni‘mal wakil, ni‘mal maula wa ni‘man nashir.


Maulana (Bang Mul)
Pengurus JAJAKA DPC Bekasi Timur


(as)
#PeduliSesama #UAF #MajelisGahwa #SolidaritasUmat #DoaDanAksi #BencanaNasional #MuhasabahBangsa