Banjir Bandang Campur Pasir dan Pipa Air Panas Terjang Kawasan Wisata Guci


Fatahillah313, Tegal, Jawa Tengah - Kawasan wisata air panas Guci di lereng Gunung Slamet kembali diuji oleh alam. 
Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah hulu Gunung Slamet memicu banjir bandang yang menerjang kawasan wisata unggulan Kabupaten Tegal tersebut. 
Air bah yang turun secara tiba-tiba membawa material berat berupa batu, pasir, kayu, hingga pipa penyalur air panas, menyebabkan kerusakan serius pada sejumlah ikon wisata.

Peristiwa ini terjadi saat curah hujan meningkat drastis di kawasan pegunungan. Aliran air dari lereng Gunung Slamet berubah menjadi arus deras berwarna keruh, meluncur tanpa ampun menuju kawasan wisata Guci. 
Salah satu dampak terparah dirasakan di Pancuran 13, ikon wisata pemandian air panas yang selama ini menjadi magnet utama wisatawan.


Pancuran 13 Tergerus, Kolam Wisata Hilang 

Banjir bandang menggerus kolam pemandian Pancuran 13 hingga nyaris tak menyisakan bentuk aslinya. 
Struktur kolam tertimbun dan tersapu material pasir serta batu, membuat area tersebut untuk sementara tidak dapat digunakan sama sekali. 
Tak hanya itu, dampak banjir juga meluas ke Pancuran 5, di mana kolam pemandian tertutup endapan pasir dan bebatuan, memaksa pengelola menghentikan operasional demi keselamatan pengunjung.

Material kayu dalam jumlah besar yang terbawa arus memperparah kondisi. 
Sejumlah pipa air panas yang selama ini menyalurkan air dari sumber mata air alami ke kolam-kolam pemandian serta vila wisata ikut hanyut, menyebabkan terputusnya aliran air panas ke fasilitas penginapan.


Polisi Amankan Lokasi, Akses Ditutup Total 

Menyikapi kejadian tersebut, aparat kepolisian dari Polres Tegal bergerak cepat ke lokasi. 
Garis polisi dipasang di area terdampak untuk mencegah warga dan wisatawan mendekat ke titik berbahaya. Akses menuju lokasi banjir bandang ditutup total guna menghindari risiko lanjutan, mengingat potensi longsor susulan masih mungkin terjadi.

Petugas gabungan bersama pengelola wisata juga melakukan pemantauan intensif terhadap debit air sungai serta kondisi lereng di sekitar kawasan wisata.


Debit Sungai Normal, Perbaikan Dimulai 

Kabar baik datang beberapa jam setelah kejadian. 
Debit air Sungai Hulu Kaligung yang sebelumnya meluap kini telah berangsur normal. Kondisi cuaca juga mulai membaik, memungkinkan proses pembersihan dan perbaikan dilakukan.

Pihak pengelola kawasan wisata Guci menyatakan bahwa perbaikan fasilitas akan mulai dilakukan pada Minggu pagi, dimulai dengan pembersihan material lumpur, pasir, dan batu yang menutup kolam pemandian. Fokus utama perbaikan adalah pemasangan kembali pipa-pipa air panas yang rusak dan terbawa arus.
Pipa-pipa yang menyalurkan air panas ke vila-vila memang terbawa banjir. Saat ini kami sudah melakukan koordinasi, dan besok pipa akan mulai diperbaiki. Harapannya, wisatawan yang menginap di vila bisa kembali menikmati air panas dan air hangat,
ujar perwakilan pengelola.


Wisata Guci Kembali Pulih, Kewaspadaan Tetap Ditingkatkan 

Meski kondisi saat ini dinyatakan berangsur pulih dan relatif normal, pihak berwenang mengimbau pengelola dan wisatawan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, terutama di musim hujan. 
Kawasan wisata yang berada di lereng gunung memiliki risiko tinggi terhadap banjir bandang dan longsor, terutama saat hujan turun dalam durasi panjang.

Pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk penataan sistem drainase, penguatan struktur penahan aliran air, serta mitigasi bencana berbasis lingkungan agar kejadian serupa tidak terus berulang.

Banjir bandang di Guci menjadi pengingat bahwa keindahan alam selalu berdampingan dengan potensi bencana, dan pengelolaan wisata alam harus dibarengi kesiapsiagaan, perencanaan matang, serta perlindungan lingkungan yang berkelanjutan.



(as)
#BanjirBandangGuci #WisataGuci #GunungSlamet #Tegal #BencanaAlam #Pancuran13 #WisataJawaTengah