Laporan ini disampaikan Eggi bersama Forum Diaspora Indonesia sebagai bentuk dorongan untuk membuka fakta-fakta secara transparan kepada publik internasional, Jum'at (18/7/2025).
Dalam konferensi pers yang terekam dalam kanal YouTube Eggi Sudjana Official, Kamis (18/7), ia menyatakan bahwa dugaan pemalsuan dokumen pendidikan kepala negara bukanlah persoalan pribadi, melainkan menyangkut integritas institusi negara dan kredibilitas pendidikan nasional.
“Kami Forum Diaspora Indonesia bersama saya pribadi sebagai warga negara, melaporkan secara resmi kepada Amnesty International agar dapat dilakukan penyelidikan mendalam atas dugaan pemalsuan ijazah Jokowi,” tegas Eggi.
Eggi juga menambahkan bahwa laporan ke Amnesty International dimaksudkan agar lembaga internasional tersebut dapat memberikan tekanan moral dan hukum kepada pemerintah Indonesia untuk membuka seluruh data pendidikan Presiden secara terbuka dan dapat diakses oleh publik.
Menurutnya, pelaporan ke lembaga internasional diperlukan karena proses hukum di dalam negeri dinilai tidak berjalan maksimal. Ia juga mengungkap bahwa publik telah lama mempertanyakan keaslian ijazah yang digunakan Presiden Jokowi sejak masa pencalonannya.
“Ini bukan sekadar urusan politik atau suka tidak suka, ini soal fakta dan kebenaran yang harus ditegakkan,” kata Eggi di hadapan awak media.
Hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari pihak Istana Negara ataupun dari Amnesty International terkait laporan yang disampaikan tersebut.
Laporan terbaru ke Amnesty International ini makin memanaskan isu dugaan ijazah palsu tersebut di ruang publik.
Forum Diaspora Indonesia menyatakan akan terus mengawal proses ini secara hukum dan moral, baik di dalam maupun luar negeri.
Klik video: