Gus Rumail Ungkap Rentetan Dusta Imad cs soal Nasab Habaib


Fatahillah313 - Dulu, saya dikira tidak kemana-mana. Jangankan ketemu tokoh penting di Jordan, paling cuma ngopi di warung kopi antah berantah saja.

Akhirnya, saya unggah foto bareng tokoh tersebut di kantornya (sebulan kemudian tokoh ini diangkat jadi mufti Kerajaan Jordan Al-Hasyimi, lho).

Dulu, dia menuduh Baalawi diisbat melalui kisah halu Ali Bin Jadid ke Bashrah dan selain itu diisbat melalui mimpi, seperti dalam reportase Al-Ghurar (karya Al-Khirid).

Akhirnya, saya pastikan Al-Ghurar sudah menyebutkan 19 nama ulama yang memastikan kesadahan Baalawi, namun sepertinya Kiai Banten itu tidak menyebutkannya sama sekali (tahu sendirilah alasannya).

Dulu, saya dianggap tidak menemukan naskah yang menyebut Imam Ubaidillah sebelum Sayid Ali bin Abi Bakr Al-Sakran. Nama ini jadi bulan-bulanan karena dituduh memalsukan nasab Baalawi sebagai Sadah kali pertama abad IX H.

Akhirnya, saya unggah naskah yang ditulis tahun 820 H (dimana Sayid Ali bin Abi Bakr Al-Sakran baru berumur dua tahun) yang sudah menulis Ubaidillah sebagai anak Ahmad bin Isa.

Dulu, dia menuduh Mufti Taman (eh, Yaman) telah membatalkan 21 wangsa Sadah, delapan di antaranya adalah Baalawi. Padahal, kemuftian Yaman masih berdiri dan bisa dihubungi untuk sekadar memverifikasi informasi hoaks yang ia sebarkan di RMINU Banten.

Akhirnya, saya mencari informasi itu, hingga mengunggah percakapan dengan anggota resmi kemuftian Yaman yang mengatakan sebaliknya.

Beberapa waktu silam, ia mengatakan Sayid Mahdi Roja'i Al-Musawi nge-prank doang. Bahwa taqrir-nya di sebuah cuplikan halaman tersebut hanya memastikan Baalawi keturunan Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir saja, bukan keturunan asyraf.

Padahal, ia cuma membaca secuil halaman saja (tapi kok sudah mem-framing macam-macam, ya?). Halaman penuhnya seperti di bawah ini, dan beginilah penjelasannya:

Ami Ali Rida di-isbat Maktab Daimi sampai kepada Sayidna Husain bin Ali kw. (dan ini artinya Ami Ali adalah seorang "Syarif"). Dua lembar isbat Maktab Daimi sampai ke Iran pada penjelajahan Timur Tengah, dan dihadirkan kepada Sayid Mahdi Al-Roja'i Al-Musawi di depan.

Persis di bawahnya Sayid Mahdi mengokohkan (tahqiq) bahwa Ami Ali Rida adalah "golongan syarif dari jalur Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir", signature namanya dan stampel resminya dibubuhkan pada titi mangsa 1445/2023.

Selain taqrir dari Sayid Mahdi Rojai yang beredar, saya menghadirkan taqrir versi lain dari ahli nasab asal Iran yang sekaligus "Ayatullah" seperti di bawah ini. Hanya untuk membuktikan bahwa naqobah internasional tidak ada yang mensahihkan Baalawi, tuh, bualan mereka semata.

Dulu, bahkan sampai sekarang, saya dituduh tidak menemukan apa-apa, tidak menemukan sumber sezaman Imam Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir, dan cuma mendongeng saja.

Tapi jika dipikir-pikir, melihat rekam jejak mereka seperti ini, rasanya sayalah yang kerap konsisten untuk apa yang saya sampaikan, dan yang terbukti berbohong berkali-kali justru bukan saya (tapi dia dan kubunya).

Foto pertama ialah halaman penuh yang di-tahqiq Sayid Mahdi Roja'i Al-Musawi. Foto kedua ialah salinan tahun 1321/1326/1329 H. yang menjadi layer pertama penerimaan hadis dari Imam Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Abah.

Lho, naskah tuanya mana? Kenapa kertasnya modern? Ini, sih, manuskrip palsu!

Jadi orang, tuh, yang tahu diri. Udah beruntung sponsorku memperbolehkan mengunggah satu. Gak usah meminta lebih.

Cara yang paling tepat untuk membuktikan saya berdusta tentang naskah ini, tuh, sederhana:

Carilah naskah yang lebih tua dari ini, seperti salinan tahun >899 H (di Turki), salinan tahun 750 H. (di Madinah), atau bahkan naskah aslinya yang tersimpan di Thaif (abad V) dan Mesir (salinan abad VI).

Jika naskah dari kertas modern ini tidak sesuai dengan naskah salinan yang lebih tua seperti yang saya sebutkan, maka Anda sudah tepat mengatakan: Rumail terbukti berdusta.

Kalau cuma cuap-cuap cocoklogi, ya, ngapain saya ladenin?

Salam,
Rumail Abbas