Dokter sampai Prihatin, Korban Kerusuhan Tragedi di Stadion Kanjuruhan Banyak yang Alami Cedera Otak


ASHA - Korban kerusuhan akibat laga Arema FC dan Persebaya Surabaya pada laga lanjutan Liga 1 2022/2023 terus bertambah.

Kini, versi resmi dari pemangku kepentingan ada 129 orang, sementara menurut Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS) ada 139 orang.

Seperti diketahui, laga Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir 2-3, dan bikin Aremania kecewa.

Sebagian dari suporter itu langsung turun ke lapangan, memicu kerusuhan.

Suasana makin parah Ketika polisi menembakan gas air mata. Seketika ratusan orang tumbang.

Sebagian dari mereka terinjak-injak, dengan kondisi sangat memprihatinkan.

Direktur RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Boby Prabowo, mengatakan banyak korban mengalami luka berat, dan umumnya lebam di sekujur tubuh.

“Pendataan kami ada 93 orang yangmengalami luka ringan dan berat, namun yang memprihatinkan ada empat orang yang cedera otak hingga tak sadar,” ucapnya dikutip dari Kompas TV, Minggu (2/10/2022).

Menurut Boby, pihaknya sempat kewalahan menerima limpahan korban kerusuhan atas pertandingan sepak bola itu.

Menpora Zainudin Amali, menyesali peristiwa ini dan berharap ini menjadi yang terakhir.

“Kami akan investigasi kenapa bisa jatuh korban sebanyak itu. Kami sangat prihatin,” ujarnya di Kompas TV.

Menurut Amali, pihaknya akan mendiskusikan dengan Kapolri soal kehadiran penonton di stadion.

“Kami akan evaluasi secara menyeluruh, tak bisa parsial,: ujarnya.

Menpora Amali pun mengucapkan turut berduka cita, dan minta tragedi ini menjadi yang terakhir.

“Sepak bola kita sedang bangkit, ini sangat disayangkan. Kepada para suporter supaya bisa menahan diri,” ucapnya.

Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, meminta Presiden Jokowi turun tangan atas tragedi kemanusiaan ini.

“Presiden harus turun tangan, ini tragedi kemanusiaan, patut dipertimbangkan ada bendera setengah tiang,” ujarnya.

Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, biang kericuhan diduga dipicu rasa kekecewaan sejumlah suporter terhadap hasil kekalahan melawan Persebaya dengan skor 3-2.

"Selama pertandingan tidak ada masalah. Masalah terjadi ketika usai pertandingan. Penonton kecewa melihat tim Arema FC kalah. Apalagi ini sebelumnya Arema FC tidak pernah di kandang sendiri melawan Persebaya dalam beberapa tahun terakhir," ujar Irjen Pol Nico Afinta saat gelar rilis di Polres Malang, Minggu (2/3/2022) dini hari.

Nico menambahkan, motif para suporter Arema FC turun ke lapangan juga dengan maksud berusaha mencari pemain dan official Arema FC.

"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," tuturnya.

Tak ingin kejadian kerusuhan menjadi meluas, Nico menerangkan jika petugas pengamanan kemudian melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengalihan suapaya mereka tidak masuk ke lapangan.

Salah satunya dengan menembakkan gas air mata.

"Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata. Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," papar Nico.

Penumpukan suporter kemudian memicu berdesakan hingga membuat tragedi maut tersebut terjadi.

"Suporter keluar di satu titik. Kalau gak salah di pintu 10 atau pintu 12. Di saat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen. Tim gabungan sudah melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit," kata Nico.

Peristiwa berdesakannya para suporter ditambah dengan adanya gas air mata harus dibayar mahal.

Insiden tersebut membuat 127 nyawa melayang. 2 korban tewas di antaranya anggota Polri.

"Dalam peristiwa tersebut 127 orang meninggal dunia. 2 di antaranya anggota Polri. Yang meninggal di stadion ada 34, sisanya di rumah sakit saat upaya proses penolongan. Selain itu, 180 orang masih dalam proses perawatan dilakukan upaya penyembuhan," ungkap Nico.

Nico menduga kuat salah satu penyebab jatuhnya korban lantaran kehabisan oksigen akibat berdesakan.

"Suporter keluar di satu titik. Kalau gak salah di pintu 10 atau pintu 12. Disaat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen. Tim gabungan sudah melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit," jelasnya.

Sumber : Tribun-Video