Video ini sengaja direkayasa oleh Ferdy Sambo guna melengkapi skenario sesuai rancangannya.
"(Rekaman CCTV) dibuat video (rekayasa) guna menyesuaikan dengan skenario (yang dirancang Ferdi Sambo)."
"Jadi video yang beredar itu dalam konteks konstruksi peristiwa, itu tidak lengkap, itu disesuaikan dengan skenario yang di buat (Ferdy Sambo) nah (rekayasa) ini adalah konteks untuk membuat narasi," kata Anam, Kamis (1/9/2022) dikutip dari tayangan Kompas Tv.
Sebagaimana disampaikan Anam, narasi yang sempat dibangun adalah pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.
"(Narasi yang dibangun) menjelaskan peristiwa terjadi di (rumah dinas Ferdy Sambo) Duren Tiga dan dilatarbelakangi dengan tindakan Brigadir J yang diduga melakukan perjanjian seksual sambil menodongkan senjata api terhadap saudara PC, serta menembak Bharada E."
Ini narasi yang awal-awal memang dimunculkan."
"Terus berikutnya dibuatnya dua laporan ke Polres Metro Jakarta Selatan tentang dugaan percobaan pembunuhan terhadap para Bharada E dan dugaan tindak pidana pelecehan seksual terhadap PC, ini yang basisnya di Duren Tiga," jelas Anam.
Rekaman CCTV Sudah Diedit
Pernyataan Anam soal rekayasa hasil rekaman CCTV ini menjawab dugaan Ahli Digital Forensik Abimanyu Wachjoewidajat.
Sebelumnya, Abimanyu menduga rekaman CCTV yang berhasil didapatkan penyidik tim khusus (Timsus) Polri dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, tidak murni.
Rekaman CCTV dari sebuah garasi rumah merekam kegiatan Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan para ajudan, menurut Abimanyu, sudah diedit.
Pertama, kendaraan berwarna hitam, terkompresi.
Yang kedua, resolusi layar yang ditampilkan 1:1, padahal, kata Abimanyu, biasanya resolusi CCTV 4:3 atau 16:9.
"Sehingga demikian berarti ada area yang dipotong," ujar Abimanyu dikutip dari Tribunnews.com.
Keempat, saat Putri Candrawathi keluar dari garasi, dijelaskan pada pukul 17.10 WIB dan masih dalam keadaan terang, jika dilihat dari luar rumah.
Kemudian pada 17.23 WIB, Putri kembali ke rumah sudah berganti pakaian.
Namun, hanya berselang 13 menit, keadaan luar rumah sudah gelap.
"Daerah mana di Jakarta yang 17.23 WIB atau setengah enam sore itu sudah gelap? yang ada redup, bukan gelap," beber Abimanyu
Jika ada perbedaan warna cahaya dan lainnya, maka CCTV akan lebih menyala karena memiliki automatic infrared.
"Menurut saya, jam di sana sudah teredit. Kenapa perlu diedit? Karena tidak memungkinkan waktu 13 menit kemudian kembali hanya pergi mengganti baju."
"Pasti sebetulnya ada sesuatu durasi yang lebih panjang untuk melakukan sesuatu," ujar Abimanyu.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
Sumber Berta : TribunNews