Harga BBM Naik, Siap-siap Ini Yang Akan Terjadi di Pasar


ASHA, Jakarta - Jika pemerintah jadi menaikkan harga BBM bersubsidi, harga kebutuhan pokok diprediksi bakal ikut terkerek. Pedagang pasar pun mengaku harus menyiapkan modal lebih besar dari biasanya.

"Tentu akan berimplikasi ke seluruh bahan pokok yang masih secara konvensional pendistribusiannya," kata Sekjen Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan kepada CNBC Indonesia, Selasa (30/8/22).

Para pedagang pun harus bersiap untuk menaikkan harga dari yang ada saat ini. Namun, dia tidak membeberkan berapa besar kenaikan harga dari yang ada saat ini.

Yang jelas, lanjutnya, tanda-tanda kenaikan harga sudah mulai terlihat. Padahal, pemerintah belum resmi menyesuaikan harga BBM.

"Sebelum wacana kenaikan harga BBM terjadi, telur saja sudah naik harganya. Cabai masih di atas normal," ujar Reynaldi.

Harga telur memang tengah menjadi sorotan, jika di waktu normal harganya di kisaran Rp 25 ribu/kg, namun saat ini lebih dari Rp 30 ribu/Kg. Presiden Joko Widodo hingga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pun sudah berjanji bakal menurunkan harga dalam dua pekan.

"Tentu yang harus diperhatikan adalah supply yang merata dan menyeluruh ke pasar-pasar. Beberapa bahan pokok masih tertahan di atas harga normal, tentu harus di kalkulasi persoalan energi dan pangan ini dengan baik," ujar Reynaldi.

Di sisi lain, Reynaldi mengungkapkan, hingga saat ini tidak terjadi panic buying di pasar. Meski isu kenaikan harga BBM semakin kencang. 

"Nggak ada panic buying, nggak ada juga penurunan drastis orang  belanja karena harga-harga naik. Karena itu, kami meminta pemerintah gerak cepat agar pasokan bahan pangan digenjot," katanya.

"Jangan sampai, kondisi harga yang naik tertutupi oleh BLT yang digelontorkan pemerintah. Itu hanya alternatif, nggak menyelesaikan masalah. Meski ada uang untuk belanja tapi nggak ada barangnya di pasar, tetap saja harga akan mahal," tukas Reynaldi. 

Selain itu, kata Reynaldi, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian harus transparan mengenai produksi di hulu dan ketersediaan di pasar.

"Nanti ujung-ujungnya yang dikambinghitamkan pedagang," pungkas Reynaldi. 


(dce)

Sumber Berita : CNBC